SEJARAH Jembatan Suramadu kini sudah menjadi bagian dari warisan gemilang. Tak sekadar sebagai penghubung dua pulau terpisah, Jembatan Suramadu, kini menjadi 'Red Carpet' bagi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyaksikan kehadirannya pulang kampung ke Tanah Madura.
Kunjungan Mahfud MD ke Madura menjadi sorotan utama, mengingat ini merupakan pertama kalinya setelah ditetapkan sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberap waktu lalu.
Dampaknya, ribuan orang dari banyak sekali kabupaten di Pulau Madura, termasuk Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, memadati ujung Jembatan Suramadu Surabaya untuk menyambut Mahfud MD.
Warga Madura, yang mayoritas terdiri dari anak muda, santri, pemuka agama, dan tokoh masyarakat, bersatu dalam kegembiraan untuk merayakan kepulangan Mahfud di Jembatan Suramadu yang menjadi ikon penuh makna ini.
Kehebohan dan kehangatan sambutan tersebut juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang Jembatan Suramadu.
Tanpa adanya kenangan sejarah jembatan suramadu, kenyamanan mobilisasi warga Madura serta sambutan meriah untuk Mahfud MD mungkin tidak akan terwujud. Mari kita simak sejarah gemilang Jembatan Suramadu yang patut untuk diketahui.
(Foto: Instagram/@mohmahfudmd)
Sejarah Jembatan Suramadu
Sejarah jembatan Suramadu berawal dari ide yang dicetuskan oleh seorang insinyur sipil terkemuka, Prof Dr Sedyatmo, pada tahun 1960-an.
Beliau tidak hanya merancang desain jembatan ini, tetapi juga dikenal sebagai tokoh di balik pondasi ceker ayam yang terkenal di banyak sekali negara. Namun, sayangnya, pada tahun 1984, Sedyatmo meninggal dunia.
Sebelum direncanakan untuk dibangun, pada tahun 1990, telah dilakukan studi kelayakan proyek jembatan di Selat Madura. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa pengembangan pulau Madura menjadi kunci utama dalam perluasan kota Surabaya.
Kemudian, B.J. Habibie diamanahkan untuk mengawasi pembangunan Jembatan Suramadu. Meskipun riset dilakukan, pembangunan tertunda karena krisis moneter.
Pada tahun 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 79 wacana Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura pada tanggal 20 Oktober 2003. Namun, pembangunan jembatan yang melintasi selat memerlukan waktu enam tahun untuk diselesaikan.
Follow Isu Okezone di Google News
Comments